Panggung sandiwara adalah sebuah lagu yang dibawakan oleh Ahmad Albar dan beberapa penyanyi lain setelah itu. Saya, walaupun eks pemusik, tetapi tidak pernah hafal lagu. Lagu ini bercerita tentang hidup kita yang penuh cerita, ada sedih, kocak, dan berpura-pura yang diakhiri dengan pertanyaan mengapa kita bersandiwara?
Saya memang agak suka memperhatikan sesuatu hal yang berhubungan dengan kehidupan meski terbatas sesuai pemahaman saya saja. Maklum, saya bukan sosiolog, psikolog atau ekonom, tetapi saat ini saya harus berhadapan dengan masalah sosial, ekonomi dan perasaan (atau baru sadar ya...) Sekali lagi maklum karena mungkin saya terlalu berkutat dengan masalah2 engineering yang hampir selalu pasti, sehingga mesti dipikirkan dulu sebelum memutuskan sesuatu (membayangkan membuat mesin yang kalau salah perhitungan, nyawa bisa melayang urusannya). Masalahnya kadang memutuskan sesuatu itu lama mikirnya sehingga lama juga hasilnya. Padahal sekarang ini dituntut untuk berfikir cepat namun tepat. Sedikit bicara banyak bergerak(bukan maling saja yg punya semboyan ini), Right man on the right place,
dlsb. Terlalu banyak jargon, referensi, masa lalu, persepsi, membuat kita jadi terbelenggu untuk berbuat sesuatu yang sangat baik.
Seperti halnya tulisan ini yang tidak tahu kemana arahnya, maka itu bisa saja menunjukkan perasaan hati penulisnya yang tidak menentu juga he he... Mohon maaf, karena memang tidak ada arah kok, yang penting apa yang sedang difikirkan, itulah yang tertuang. Apa yang difikirkan itulah kehidupan yg sedang dialami penulisnya. Anda lihat juga foto dikiri atas itu, kalau mau dihubung2kan dengan tulisan ini mungkin tidak langsung terkait kan?...Jadi, inilah kehidupan. menentu, tak menentu, pasti, tidak pasti. Lalu kepastiannya apa? just go back to Allah SWT through Al Qur'an. Yang pertama kali disuruhNya kepada kita adalah Iqra...bacalah. mari kita baca kehidupan ini, lalu ikuti petunjukNya, mudah2an ada kepastian disana untuk segala hal....
Saya memang agak suka memperhatikan sesuatu hal yang berhubungan dengan kehidupan meski terbatas sesuai pemahaman saya saja. Maklum, saya bukan sosiolog, psikolog atau ekonom, tetapi saat ini saya harus berhadapan dengan masalah sosial, ekonomi dan perasaan (atau baru sadar ya...) Sekali lagi maklum karena mungkin saya terlalu berkutat dengan masalah2 engineering yang hampir selalu pasti, sehingga mesti dipikirkan dulu sebelum memutuskan sesuatu (membayangkan membuat mesin yang kalau salah perhitungan, nyawa bisa melayang urusannya). Masalahnya kadang memutuskan sesuatu itu lama mikirnya sehingga lama juga hasilnya. Padahal sekarang ini dituntut untuk berfikir cepat namun tepat. Sedikit bicara banyak bergerak(bukan maling saja yg punya semboyan ini), Right man on the right place,
dlsb. Terlalu banyak jargon, referensi, masa lalu, persepsi, membuat kita jadi terbelenggu untuk berbuat sesuatu yang sangat baik.
Seperti halnya tulisan ini yang tidak tahu kemana arahnya, maka itu bisa saja menunjukkan perasaan hati penulisnya yang tidak menentu juga he he... Mohon maaf, karena memang tidak ada arah kok, yang penting apa yang sedang difikirkan, itulah yang tertuang. Apa yang difikirkan itulah kehidupan yg sedang dialami penulisnya. Anda lihat juga foto dikiri atas itu, kalau mau dihubung2kan dengan tulisan ini mungkin tidak langsung terkait kan?...Jadi, inilah kehidupan. menentu, tak menentu, pasti, tidak pasti. Lalu kepastiannya apa? just go back to Allah SWT through Al Qur'an. Yang pertama kali disuruhNya kepada kita adalah Iqra...bacalah. mari kita baca kehidupan ini, lalu ikuti petunjukNya, mudah2an ada kepastian disana untuk segala hal....